A. Teori disonansi kognitif
Tidak diragukan lagi sebagian besar penelitian yang terkait dengan sikap,
perubahan sikap dan persuasi masuk dalam kelompok teori yang dinamakan teori
konsistensi. Seluruh teori yang berada dibawah paying teori konsistensi
memiliki ide yang sama yaitu, bahwa manusia akan selalu merasa lebih nyaman
dengan sesuatu yang tetap (konsisten) daripada hal-hal yang tidak tetap (inkonsisten). Konsistensi merupakan prinsip
penting dan teratur yang ada dalam proses kognitif. Dan perubahan sikap terjadi
sebagai akibat adanya informasi yang menggangu keteraturan ini. Walapun istilah
atau konsep yang digunakan pada teori berbeda-beda, namun asumsi dasar mengenai
konsistensi tetap menjadi acuan utama teori-teori itu.
Menurut teori-teori konsistensi, manusia selalu mencari keseimbangan
(homeostasis) dan sistem kognitif yang dimiliki manusia menjadi alat utama
untuk mencapai keseimbangan ini. Kita akan meninjau dua teori yang sangat terkenal
mengenai konsistensi kognitif yaitu teori “ketidaksesuaian kognitif” (cognitive
dissonance) oleh Leon Festinger dan teori mengenai “kepercayaan, sikap dan
nilai” yang dikemukakan oleh Milton Rokcach. Kita memilih dua teroi ini karena
memberikan penjelasan yang relative cukup lengkap mengenai proses konsistensi
kognitif. Kita mulai dengan teori disonansi kognitif.
Teori yang dikemukakan Leon Festinger menganai disonansi kognitif atau
cognitive dissonance (ketidakseimbangan kognitif). Merupakan salah satu teori
terpenting dalam ilmu psikologi sosial , namun demikian teori ini juga menjadi
bagian dalam kelompok teori sibernetika karena membahas sistem berpikir
manusia. Selama bertahun-bertahun teori disonansi kognitif ini telah mendorong
para ahli melakukan sejumlah besar penelitian yang menghasilkan berbagai
interpretasi, perkiraan, dan juga kritik.
Menurut Festinger dalam teorinya, manusia membawa berbagai macsm unsur (elemen) kognitif dalam dirinya
seperti; elemen sikap,persepsi, pengetahuan, dan elemen tingkah laku
(behavior). Masing-masing elemen itu tidak terpisah satu sama lain namun saling
memengaruhi dalam suatu sistem yang saling berhubungan. Masing-masing elemen
akan memilih salah satu jenis hubungan dari tiga jenis hubungan yang mungkin
ada dengan masing-masing elemen lainnya.
Jenis hubungan pertama disebut dengan hubungan nilai atau tidak relevan
(irrelevant). Jenis hubungan ini tidak memberikan pengaru apa-apa kepada
masing-masing elemen yang terdapat dalam sistem hubungan kedua, adalah hubungan
konsisten, atau disebut juga konsona, yaitu hubungan yang terjadi dengan salah
satu elemen yang memperkuat elemen lainnya. Jenis hubungan ketiga adalah
hubungan yang tidak sesuai atau inkonsisten atau disonansi (dissonance).
Hubungan inkonsisten atau disonansi ini
terjadi bila one element would not be expected to follow from the other (salah
satu elemen tidak diharapkan untuk mengikuti elemen yang lain).
Inkonsistensi atau disonansi itu sendiri muncul karena adanya dua
variabel yaitu: 1) bobot dari elemen kognitif dan 2) jumlah elemen yang
terlibat dalam hubungan yang inkonsisten itu. Dengan kata lain, jika anda
memiliki sejumlah hal yang inkonsisten dan semuanya merupakan hal yang penting
bagi anda maka pengetahuan anda mengenai sejumlah lemak tertentu yang berbahaya
bagi kesehatan tidak akan memberikan pengaruh pada kebiasaan makan anda.
Festinger membayangkan sejumlah metode yang digunakan manusia untuk
mengatasi masalah ketidaksesuaian kognitif ini.
-
Pertama, anda mungkin akan mengubah satu atau
lebih elemen kognitif yang ada. Misalnya elemen tingkah laku (tindakan)
dan/atau elemen sikap. Misalnya, ketika terjadi konsistensi antar makan daging
berlemak dengan pengetahuan anda mengenai bahaya lemak bagi kesehatan maka anda
berupaya mengatasi masalah ini dengan menjadikan diri anda vegetarian setelah
makan daging, atau anda mulai percaya bahwa lemak tidak terlalu berpengaruh
bagi kesehatan (kegemukan) tetapi factor genetiklah yang lebih berpengaruh.
-
Kedua, menambahakan elemen baru dalam hubungan
yang inkonsisten itu. Misalnya anda mulai membeli dan mengkonsumsi obat-obatan
antikolesterol dan/atau produk kesehatan lain seperti multi vitamin dan
sebagainya setelah anda makan daging steak yang lezat tetapiberlemak.
-
Ketiga,
anda mungkin akan mempertimbangkan
kembali bahwa disonansi yang terjadi bukanlah sesuatu yang penting. Misalnya
anda menilai apa yang anda makan tidaklah sepenting kondisi pikiran sebagai
factor utama dalam menunjang kesehatan.
-
Keempat, anda berupaya mencari informasi lain
yang mendukung tindakan anda makan daging berlemak. Misalnya anda akan mencari artikel
atau literatur yang menjelaskan manfaat atau keuntungan makan daging berlemak
bagi kesehatan.
-
Kelima, anda mulai mengurai disonansi yang
terjadi dengan mendistorsi atau menyalahartikan informasi yang terlibat. Hal
ini dapat terjadi jika anda berpandangan bahwa walaupun daging mengandung lemak
yang tidak baik bagi kesehatan namun daging memiliki unsur lain yang bermanfaat
seperti zat besi dan protein.
Contoh
sederhana:
>Manusia memiliki
hasrat akan konsistensi pada keyakinan, sikap dan perilakunya. Disini
menekankan sifat dasar manusia yang mementingkan stabilitas dan konsistensi.
>Disonansi
diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. Teori ini merujuk pada fakta bahwa
kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara psikologis. Contoh; seseorang akan
merasa tidak konsisten secara psikologis ketika ia tidak melakukan apapun
sementara ia sebenarnya ingin membantu.
>Disonansi
adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan
tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
>Disonansi
akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi
disonansi.
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI individu hingga massa (MORISSAN). Hal: 97-100.
B. Teori pertukaran sosial: Kelly dan Thibault
Dalam buku mereka yang berjudul “the social phycologi of groups, thibault
dan Kelly ( dalam Goldberg dan Larson, 1985:54) memusatkan perhatian terutama
pada kelompok yang terdiri dari 2 orang anggota atau lebih. Mereka merasa yakin
bahwa usaha memahami tingkah laku yang kompleks dari kelompok-kelompok besar
mungkin dapat di peroleh dengan cara menggali pola hubungan 2 orang. Meskipun
penjelasan mereka tentang pola tingkah laku 2 orang bukan sekedar suatu
pembahasan tentang proses komunikasi dalam kelompok dua anggota, beberapa
rumusan mereka mempunyai relevansi langsung dengan studi tentang komunikasi
kelompok.
Model thibault dan Kelly mendukung asumsi-asumsi yang di buat oleh homans
dalam teorinya tentang proses pertukaran sosial, dimana interaksi manusia
mencangkup pertukaran sosial dan mencakup pertukaran barang dan jasa, dan
tanggapan yang muncul dari individu lainnya berkaitan dengan imbalan (reward)
dan pengeluaran. Apabila imbalan tidak cukup, atau bila pengeluaran melebihi
imbalan, interaksi akan tehenti atau individu-individu yang terlibat didalamnya
akan mengubah tingkah laku mereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari
imbalan dan pengeluaran menentukan interaksi di antara individu-individu.
Interaksi akan tetap terpelihara apabila imbalan tidak dibawah kepuasan mereka.
Contoh sederhana:
Manusia
adalah makhluk rasional.
Bahwa manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting bagi
teori pertukaran sosial. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi
pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu
orang ke orang lainnya.
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim M,Si). Hal:
90.
C. Teori keseimbangan: Heider
Teori ini dirumuskan oleh Fritz Heider dalam bukunya “the psychology of
interpersonal relations”. Teori tersebut diuraikan kembali oleh Goldberg dan Larson (1985:49). Ruang lingkup teori
keseimbangan (balance theory) dari Heider ialah mengenai hubungan –hubungan
antarpribadi. Teori ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu
sebagai bagian dari struktur sosial, misalnya sebagai suatu kelompok
cenderunguntuk menjalin hubungan satu sama. Tentunya salah satu cara bagaimana
suatu kelompok dapat berhubungan, ialah dengan menjalin komunikasi secara
terbuka.
Teori Heider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi (intra
personal) yang berfungsi sebagai daya tarik. Dalam hal ini daya tarik menurut
Heider adalah semua keadaan yang kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka
dan tidak suka terhadap individu-individu dan obyek-obyek lain. Dengan
demikian, teori Heider berkepentingan secara
khusus dengan apa yang diartikan sebagai komunikasi intra-pribadi yaitu
sangat menaruh perhatian pada keadaan-keadaan intra-pribadi tertentu yang
mungkin mempengaruhi pola-pola hubungan dalam suatu kelompok.
Teori keseimbangan dari Heider menggunakan symbol “L” untuk menandakan
hubungan “skala” “L” (like) dapat berarti beragam perasaan positif yang
dimiliki seorang anggota terhadap orang lain atau terhadap suatu objek
tertentu, seperti perasaan suka pada anggota lain, sependapatdengan anggota lain
menyetujui suatu tindakan, dan lain sebagainya. Sedangkan symbol “L_” (lawan
dari symbol “L”) menyatakan perasaan-perasaan negative seperti rasa benci,
tidak suka atau tidak setuju. Symbol “U” berarti hubungan pembentukan unit
(unit-forming relationship) dan merupakan persamaan arti dari “berkaitan
dengan”, “kepunyaan”, “memiliki”, serta ungkapan-ungkapan lain yang hamper
serupa. Kebalikan symbol “U” adalah “U_”.
Tiga symbol lain
yang sangat penting dalam sistem Heider, yaitu symbol “P” yang menunjukan orang
(persons), “O” yang berarti orang lainatau kelompok laindan “X” yang berarti
objek (benda).
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim M,Si). Hal:
87-88.
D. Teori A-B-X dari Newcomb
Sistem A-B-X dari Newcomb memperluas teori hubungan intrapribadi dari
Heider sampai pada interaksi yang terjadi antara anggota dari kelompok yang
hanya terdiri dari 2 orang anggota. Model dari Newcomb melibatkan 3 unsur,
yaitu A dan B, yang mewakili 2 orang individu yang berinteraksi dari X sebagai
objek pembicaraan (komunikasi). Menurut Newcomb, tingkah laku komunikasi
terbuka antara A dan B dapat diterangkan melalui kebutuhan mereka untuk
mencapai keseimbangan atau keadaan simetris antar asatu sama lain dan juga
terhadap X. komunikasi terjadi karena A harus berorientasi pada B, pada X dan
orientasi B pada X. untuk mencari keadaan yang simetris, A berusaha untuk
melengkapi dirinya dengan informasi tentang orientasi B terhadap X dan ini
dapat dilakukan melalui interaksi.
Oleh karena itu keseimbangan atau keadaan simetris perlu dicari, A
mungkin terdorong untuk mempengaruhi atau mengubah orientasi B terhadap X, jika
A menemukan keadaan yang tidak seimbang di antara mereka. B dengan sendirinya
juga akan mempunyai dorongan yang sama terhadap orientasi A. besarnya pengaruh
yang akan ditanamkan oleh A dan B terhadap satu sama lain, serta kemungkinan
usaha masing-masing dalam meningkatkan keadaan simetris melalui tindakan
komunikasi akan meningkat pada saat daya tarik (“L” dari Heider menunjukan “daya
tarik”), dan insensitas sikap terhadap X meningkat (Goldberg dan Larson,
1985:51).
Contoh kasus sederhana:
A : Anto :
pelajar yang gemar maen game
B : Budi : pelajar yang
gemar jalan-jalan
X : tugas
kelompok
Anto dan Budi adalah teman sekelas, mereka satu kelompok mendapat tugas
dari guru sekolahnya yang harus diselesaikan minggu ini. Kebetulan minggu ini
Budi akan mengadakan acara jalan bareng bersama keluarga besarnya , sedangkan
Anto setiap pulang sekolah ia selalu bermain game kesukaannya.
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim M,Si). Hal:
88-89.
E. Teori proses perbandingan social: Festinger
Dalam teorinya Festinger membedakan antara kenyataan fisik dengan
kenyataan sosial. Apabila pendapat,sikap, dan keyakinan kita dapat diukur
secara fisik, berarti kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga kita
tidak perlu lagi berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap atau keyakinan
kita tidak didasarkan pada kejadian yang mudah diukur, dan kalau dapat ditemukan
bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membantah pendapat serta sikap
keyakinan tersebut, maka kita berhubungan dengan keadaan sosial, dan ini dapat
diukurdengan baik dengan cara berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap
pentingbagi kita. Jadi komunikasi acapkali timbul karena
adanyakebutuhan-kebutuhan individu untuk membandikan pendapat, sikap,keyakinan
dan kemampuan mereka sendiri dengan orang lain.
Menurut pendapat Fetinger, dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi
tentang suatu kejadian dengan anggota lain dalam kelompok akan meningkat bila
kita menyadari bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian, apabila kejadian
itu makin menjadi penting dan apabila sifat keterikatan kelompok juga
meningkat. Sebagai suatu anggota kelompok, kita lebih cenderung mengarahkan
komunikasi kita tentang suatu kejadian pada mereka yang kelihatannya paling
setuju dengan kita dalam hal kejadian tersebut. Kita juga cenderung untuk
mengurangi komunikasi dengan mereka yang kita tidak ingin lagi ikut serta
sebagai anggota kelompok. Jika ternyata anggota kelompok yang menjadi sasaran
penyampaian pendapat-pendapat kita menunjukan gejala akan berubah pikiran, maka
dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi dengan individu tersebut akan
meningkat. Penjelasan tentang teori perbandingan sosial dari Festinger di atas
disadur dari Goldberg dan Larson (1985:52-53).
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan orang
lain.Ada 2 hal yang akan dibandingkan:
1.
Pendapat
Contohnya: A
berbeda pendapat dengann B, bisa saja A yang mengubah B atau
sebaliknya.perubahan pendapat lebih mudah terjadi daripada perubahan kemampuan.
2.
Kemampuan
Contohnya: Dalam
perbandingan kemampuan terdapat dorongan searah menuju keadaan yang lebih baik
atau kemampuan yang lebih tinggi. A mampu mendapat nilai 100, B mendapat nilai
70, maka B merasa harus meningkatkan kemampuan agar dapat mendekati A.
Dalam proses perbandingan manusia cenderung memilih orang sebaya atau
rekan sendiri untuk menjadi perbandingan. Untuk mendapatkan penilaian yang
seimbang,tidak berat sebelah terhadap apa yang dilakukan.
Berhentinya
Perbandingan
Jika perbedaan pendapat atau kemampuan dalam kelompok terlalu besar,ada
kecenderungan untuk menghentikan perbandingan tersebut.Penghentian perbedaan
karena kemampuan akan menjadi ajang kompetitif yang positif.Tapi penghentian
perbandingan karena perbedaan pendapat akan diikuti perasaan bermusuhan atau
kebencian.
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim M,Si). Hal:
89-90.
F. Teori sosiometris Moreno
Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatan teoritis dan metodologis
terhadap kelompok-kelompok yang di ciptakan mula-mula oleh Moreno dan kemudian
dikembangkan oleh Jennings dan oleh yang lain-lain. Pada dasarnya berhubungan
dengan “daya tarik” (attractive)dan “penolakan” (rejection) yang dirasakan oleh
individu-individu terhadap satu sama lain dan implikasi perasaan-perasaan ini
bagi pembentukan dan struktur kelompok. Suatu uji coba pada umumnya mencangkup
pertanyaan-pertanyaan yang meminta anggota-anggota kelompok untuk saling
menentukan peringkat mereka berdasarkan efektivitas dalam melaksanakan tugas
dan daya tarik antarpribadi. Suatu analisis terhadap uji coba memberikan
gambaran tentang berbagai konfigurasi
sosial atau struktur yang telah dikembangkan oleh anggota kelompok.
Meskipun sosiometris tidak langsung berkepentingan dengan komunikasi,
struktur sosiometris dari suatu kelompok tak bisa di sangkal berhubungan dengan
beberapa hal yang terjadi dalam komunikasi kelompok. Tampaknya cukup masuk akal
untuk menganggap bahwa individu-individu yang merasa tertarik satu sama lain
dan yang saling menempatkan diri pada peringkat yang tinggi, akan lebih suka
berkomunikasi dengan anggota-anggota kelompok yang saling membenci.
Bagaimanapun juga, hubungan yang khusus yang terdapat antara komunikasi
kelompok dan struktur sosiometris kelompok masih perlu ditentukan (Goldberg dan
Larson 1985:55).
contoh sederhana:
Dalam situasi rapat ada beberapa orang yang benar-benar tertarik
untuk mengikuti rapat tersebut dan ada juga beberapa orang yang kurang bahkan
tidak tertarik untuk mengikuti rapat tersebut.
Sumber buku:
TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim M,Si). Hal:
90-91.
DAFTAR PUSTAKA
- TEORI KOMUNIKASI individu hingga massa (MORISSAN)
- TEORI KOMUNIKASI; perspektif, ragam, dan aplikasi (H. Syaiful Rohim, M,Si)
- Ilmu Komunikasi Prof.Drs.Onong Uchajana Efendy M,A - Teori-Teori Komunikasi, Drs. Jalaludin Racmat Msc